Bimbingan Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa

Nama : Fatiha Khoiru Nawa
NIM: 2201016015
Prodi : Bimbingan dan Penyuluhan Islam 


Bimbingan untuk Meningkatkan Motivasi Prestasi Siswa

Gimana sih pentingnya motivasi Prestasi itu?

Motivasi berprestasi merupakan ciri seseorang yang mempunyai harapan tinggi untuk mencapai keberhasilan daripada ketakutan kegagalan. Menurut Mc Clelland (1953: 78) motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa menginginkan prestasi yang baik akan menilai kegiatan yang dilakukannya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkannya.
Adapun menurut Prayitno (1989: 26) motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. 
Untuk itu, bagi para siswa motivasi berprestasi harus dimiliki, harus diperjuangkan, dan menjadi sesuatu yang dibanggakan. Selain itu, siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi cenderung akan memperoleh prestasi. Sebaliknya, bagi siswa yang tidak memiliki motivasi yang tinggi tentu akan sulit meningkatkan prestasinya. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah juga biasanya memiliki sikap kurang menunjukkan potensi dan kemampuannya, prestasi belajarnya kurang, bahkan yang negatifnya siswa yang tidak memiliki motivasi berprestasi ini cenderung nakal, mudah merasa kecewa dan putus asa, kurang berani dalam menghadapi realitas, ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkannya dengan tidak mau berusaha, mudah bosan dan jenuh, mempunyai kepribadian antisosial, suka memberontak, permusuhan yang tersembunyi, kurang percaya diri, mudah terpengaruh, impulsif, kurang memperhatikan risiko dari tindakan-tidakannya.

Indikator lainnya dari motivasi berprestasi yang rendahnya ini ditandai dengan nilai-nilai prestasi siswa yang naik turun dan tidak stabil. Siswa cenderung mengabaikan tugas jika kurang mendapatkan pengawasan dari guru. Siswa menunjukkan kurang kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu aktivitas, tugas dari guru. Sekalipun memiliki program dalam aktivitas tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik serta lemah dalam pelaksanaannya, bersikap apatis dan tidak percaya diri, ragu-ragu dalam mengambil keputusan, tindakannya kurang terarah pada pencapaian tujuan, apalagi memiliki sikap inovatif dan kreatif. Malah kurang semangat dalam menyelesaikan tugas sekolahnya, tidak memanfaatkan waktu untuk belajar, sehingga pada akhirnya memperoleh hasil belajar yang rendah pula.

Untuk mengembangkan motivasi berprestasi menurut Mc Clelland (1961: 237) perlu peran orangtua yang menetapkan suatu standar performance yang tinggi. Harapan orangtua terhadap anak merupakan salah satu hal penting dalam perkembangan motivasi berprestasi. Seseorang akan belajar memperhatikan perilaku orangtuan- ya dan orang lain yang menjadi panutan bagi dirinya.


Faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi


Siregar mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi seseorang meliputi:

1. Keluarga dan Kebudayaan.
Motivasi berprestasi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosial seperti orang tua dan teman. Mc Clelland (1961: 387) menyatakan bagaimana cara orangtua mengasuh anak, hubungan antara anak dan orangtua serta agama dan kelas sosial mempunyai pengaruh terhadap motivasi berprestasi anak.

Kebudayaan pada suatu bangsa seperti cerita rakyat (folklore) atau hikayat- hikayat yang mengandung tema-tema prestasi dapat meningkatkan semangat masyarakatnya. Selain cerita atau hikayat, ras juga dapat memengaruhi tingkat motivasi berprestasi. Masyarakat tertentu selalu diasumsikan lebih bersemangat daripada masyarakat lainnya, misalnya bangsa Yunani Kuno atau bangsa Inggris pada abad ke-18.

2. Konsep Diri.
Konsep diri merupakan upaya seseorang dalam memahami dirinya sendiri. Apabila individu percaya dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukannya sehingga berpengaruh dalam bertingkah laku.

3. Jenis Kelamin.
Motivasi berprestasi juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin seseorang, hal ini dapat dilihat dari pencapaian motivasi berprestasi tinggi biasanya diperoleh laki-laki, tetapi sekarang banyak perempuan memiliki kemampuan motivasi berprestasi tinggi yang menampilkan karakteristik perilaku berprestasi layak- nya laki-laki.

5. Pengakuan dan Prestasi.
Individu akan lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras apabila merasa diper- dulikan atau diperhatikan oleh orang lain. Menurut Monks (1999: 86) terdapat dua struktur dasar yang merupakan faktor-faktor yang menjadi sebab utama motivasi berprestasi dalam setiap motif individu, yaitu:
a) Penghargaan akan sukses, berarti apabila ada sesuatu yang baik, yang menyenangkan atau bernilai maka orang juga ingin mendapatkan atau mencapainya.
b) Ketakutan akan gagal, berarti apa ada sesuatu yang tidak enak, tidak menyenangkan atau sukar, maka orang akan berusaha untuk menghindarinya.


Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi berprestasi.

Suatu program layanan bimbingan belajar tidak mungkin tercipta, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa yaitu layanan bimbingan dan konse- ling untuk membantu siswa memiliki motivasi dalam mencapai suatu prestasi guna menunjang sikap dalam meraih prestasi sehingga mencapai tujuan belajar yang efektif.

Pengembangan program bimbingan belajar dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa diharapkan dapat tersusun secara sistematis khususnya untuk meningkatkan motivasi berprestasi melalui beberapa tahap, yaitu; perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Perencanaan

Perencanaan, meliputi penetapan tujuan, kegiatan layanan bimbingan belajar, metode dan teknik, media dan alokasi waktu. Tujuan yang disusun merupakan tujuan secara umum penyusunan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Adapun kegiatan layanan dalam program yang disusun mencakup pemberian materi-materi bimbingan belajar yang sesuai dengan kebutuhan sasaran dalam program.

Adapun metode dan teknik yang digunakan dalam pemberian materi bimbingan belajar adalah bimbingan kelompok karena didasarkan pada permasalahan kelompok dengan teknik diskusi, permainan dan sebagainya. Sebagiian kecil dilakukan melalui konseling individual didasarkan pada permasalahan yang sifatnya individual.

Sementara media yang digunakan disesuaikan dengan metode serta teknik yang dimanfaatkan. Alokasi waktu yang ditentukan mengacu pada metode dan teknik yang digunakan agar proses pencapaian optimal.

Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa dapat dilakukan melalui bimbingan belajar yang terintegrasi dalam satuan layanan yang memperhatikan hal-hal berikut:

1. Menetapkan materi layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau permasalahan mengembangkan motivasi dalam mencapai suatu prestasi.

2. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai, tujuan yang disusun merupakan tujuan secara umum penyusunan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

3. Menetapkan sasaran kegiatan layanan bimbingan.

4. Menetapkan bahan, sumber bahan, nara sumber, serta personel yang terkait dan perannya dalam upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

5. Menetapkan metode, teknik khusus, media dan alat yang digunakan dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

6. Menetapkan rencana penilaian (evaluasi) terhadap program bimbingan pribadi

sosial dalam upaya meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

7. Mempertimbangkan keterkaitan antara layanan yang direncanakan dengan ke- giatan lainnya.

8. Menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan layanan, alokasi waktu dan tempat yang ditentukan mengacu pada metode dan teknik yang digunakan agar proses pencapaian optimal.

B. Pelaksanaan

Proses pelaksanaan meliputi proses pemberian layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Strategi yang digunakan dalam pemberian layanan adalah bimbingan klasikal, bimbingan kelompok dengan memanfaatkan teknik diskusi, role playing, dan teknik lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kelompok. Materi layanan yang akan diberikan mencakup materi-materi yang dapat membantu siswa memiliki pemahaman mengenai pentingnya motivasi berprestasi sehingga siswa dapat meningkatkan motivasi berprestasi.

Pihak yang terlibat dalam proses pemberian layanan adalah konselor atau guru pembimbing sebagai pihak utama dan beberapa pihak lain yang berperan sebagai pihak yang diajak untuk bekerja sama dalam upaya pemberian layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

C. Evaluasi

Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa, program diharapkan dapat tersusun secara terarah dan sistematis, sehingga pro- gram dapat memfasilitasi siswa dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan kematangan intelektual khususnya dalam meraih prestasi di sekolah.

Evaluasi program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa dilakukan berpedoman pada pelaksanaan evaluasi CIPP (context, input, process, and product), di mana evaluasi dilaksanakan beriringan dengan pada saat analisis kebutuhan dan perancangan desain program (pra program), pelaksanaan program dan akhir pelaksanaan program (hasil program). Tujuannya adalah untuk menentukan atas kualitas analisis kebutuhan, pelaksanaan program dan output program, sehingga dapat ditentukan langkah pengembangan program selanjutnya.


Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan secara umum ialah siswa yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan motivasi dalam berprestasi sehingga siswa mampu mandiri dan mengembangkan potensi siswa secara optimal. Tujuan utama dijabarkan ke dalam tujuan yang mengarah keefektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan potensi siswa.

Adapun indikator keberhasilan secara khusus, keberhasilan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa mengacu pada kriteria-kriteria sebagai berikut:

a. Siswa yang memiliki kesiapan menghadapi situasi berprestasi, merasa optimis sukses dapat diraih, dan dapat mengerjakan tugas sesuai standar atau target yang akan dicapai.

b. Siswa memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai di waktu yang akan datang, memiliki sikap menghargai waktu serta dapat menangguhkan pemuasan untuk mendapatkan penghargaan di waktu mendatang.

c. Siswa siap menghadapi risiko untuk gagal, memiliki sikap suka akan perbedaan dan kekhasan tersendiri sesuai dengan kompetensi akademik yang dimilikinya. 

d. Siswa menunjukkan keuletan, tidak mudah putus asa dan berusaha terus sesuai dengan kemampuannya.



TERIMAKASIH Telah meluangkan waktunya (⁠◠⁠‿⁠◕⁠)







Komentar